Sabtu, 05 November 2016

Lima hal yang perlu diketahui soal demonstrasi 'tangkap Ahok' 4 November

Lima hal yang perlu diketahui soal demonstrasi 'tangkap Ahok' 4 November
 
Beritasakti-Aksi unjuk rasa 'tangkap Ahok' yang rencananya akan dilakukan Jumat pekan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kami merangkum segala yang perlu Anda ketahui tentang rencana aksi ini.

1. Demonstrasi tentang apa?
Diklaim sebagai 'aksi bela Islam II', unjuk rasa ini utamanya menuntut Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara karena dianggap ''menistakan agama, menodai Alquran, melecehkan ulama, dan menghina umat Islam'' - sebuah tuduhan yang masih diselidiki oleh kepolisian.

Tudingan itu terkait ucapan Ahok di sebuah acara, bahwa sebagian orang pasti tak akan memilihnya karena ditipu (oleh politisi) dengan (menggunakan) Al-Maidah ayat 51.
Ahok telah meminta maaf dan mengatakan bahwa dirinya tidak berniat melecehkan ayat suci Alquran. Sebagian tokoh Islam juga mengatakan, Ahok tidak bisa dituding menista.

Namun kasus ini menjadi amunisi baru bagi kalangan penentang Ahok yang dlam hal ini dipimpin Front Pembela Islam (FPI), kelompok garis keras pimpinan Habib Rizziek Shihab.
Aksi unjuk rasa akan dilakukan siang hari dengan menggelar arak-arakan dari Masjid Istiqlal ke Istana Negara. Belum jelas berapa jumlah pasti yang berpartisipasi, namun diperkirakan lebih besar dari yang sebelumnya.
Dari poster yang beredar, peserta dihimbau untuk membawa bekal untuk mengantisipasi kemungkinan menginap. Penyelenggara juga menganjurkan orang yang berpartisipasi untuk ''menyiapkan wasiat untuk keluarga'' dan ''berdoa untuk kemenangan umat Islam''.


2. Siapa yang berpartisipasi?
Unjuk rasa ini diikuti oleh berbagai ormas Islam. Front Pembela Islam (FPI) menjadi panitia acara.
Dalam akun Twitter, Habib Rizieq dari FPI bahkan menganjurkan perusahaan, kantor, dan sekolah untuk diliburkan agar pegawai dan pelajar ikut aksi. Dalam unjuk rasa sebelumnya, sejumlah anak-anak di bawah umur tampak dikerahkan dalam unjuk rasa dan ikut membentangkan spanduk.

Banyak pihak khawatir aksi ini akan berlangsung ricuh dan rawan ditunggangi kepentingan lain, namun penyelenggara seperti dikutip berbagai laporan menyebut unjuk rasa akan berlangsung damai tanpa kerusuhan.
Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan aparat polisi dan TNI bersikap profesional dalam mengamankan demo itu.

3. Siapa yang tidak ikut serta?
Baik Nadlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah mengaku tak bisa menolak aksi tersebut namun tidak juga menganjurkan anggotanya ikut dalam aksi.
Dalam pernyataan sesudah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara Selasa (01/11), pimpinan NU dan Muhammadyah menyatakan mereka tak bisa melarang anggota yang ingin terlibat, namun menyerukan untuk tidak membawa atribut organisasi.

"Kami tidak menghimbau warga Muhammadiyah melakukan demonstrasi pada 4 November. Kami menghormati saudara-saudara kami memutuskan untuk berdemonstrasi, tetapi harus dilakukan dengan cara damai. Jauhkan tindakan-tindakan anarkis,'' kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Danhil Azhar Simanjuntak kepada Beritasakti Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar